Jurnal Search Engine

Loading

Minggu, 24 November 2013

Dayaku Hilang



Seketika detik ini ku sadar
kini ku tau betapa tak pentingnya diri
bulir air mata mulai jatuh perlahan
semua harapku musnah
ku sadar sosok  itu tak nyata
dia yg mengaku memuja
itu hanya reka
Alirannya semakin deras
benar benar menghanyutkan
aku yang tak bisa berenang
hanya bisa mengikuti arus
semakin lama arus itu mematikan pikirku
Tiba saatnya ku ditepian
airnya keruh sudah
dangkal
tak ada yang bisa terlihat
bagaimanaku bisa berkaca
Dayaku hilang
lebih baikku ikuti saja arus itu
tenggelam^^

??



Aku asing disini,,
Dunia mereka bukan duniaku..
Mereka dengan tawa lepas,,
Takkan pernah peduli dengan makhluk tak penting ini..
Sudahlah,, biarku teguk pahit ini..
Walau manis takkan pernahku nikmati,,
Tapi,, apakah masih boleh ku berharap..
Berharap ketika ambang batas pahit yang ku teguk
 suatu saat akan tertelan manis..
Setidaknya hambar,, aku tlah bosan dengan pahit ini..

Inginku teriakkan kepada mereka..
Semua kesah yang ada..
Biar semuanya gaduh dan menenggelamkan sunyiku..
Lantas aku pergi..

Jumat, 22 November 2013

Sekedar Bercerita

Semuanya pergi
Semuanya berpusara sunyi
Lalu, dimanakah cerita??
Suara yang ku rindukan, belai juga
Atau manja yang terkesan sangat memuakkan
DULU........

DULU
Sekali lagi ku katakan
Apakah terkesan bodoh??
Atau bahkan munafik yang mulai kentara
Sudahlah, silahkan menghujat kerinduanku
Lancang bila perlu, seperti inginmu.....

Dan tinggal batas alfaku
Hanya mulai bercerita
Semua sesal yang seakan percuma, teramat percuma
Sekali lagi, sunyi menertawaiku
Matilah kau, umpatnya

Tenang kembalilah.....
:)

Senja, Bersahabatlah. .

Senja,
Bisakah sedikit meredam dingin?
Sungguh itu teramat menyiksa
Menggores setiap inchi hati
Hingga titik terkecil,
Tempat aku terdiam, merindunya. . . .

Senja,
Seharus'a kau bisa sedikit lebih santun
Berhenti mengusik
Atau tetap membasuh sendu
Sejenak saja,
Biarkan aku sendiri
Sekali lagi, aku merindukan'a. . . .

Mencerna setiap lirih do'a
Jiwa yang tetap bersuara darinya
Kala hening, memeluk
Atau kelam mengaburkan rasa
Bisakah aku kembali memeluknya?

Senja, bersahabatlah. .

Menari di Benakku

Kembali dimalam kelam
Senandung dingin relung batinku
Kenangan itu masih saja
Denganmu
Begitu, menari di benakku....

Ku kata sendiri
Mereguk hampa
Menghitung berapa yang terlewati
Jejak, dan mungkin waktu
Dan tetap, kau tak terlupa

Sedalam inikah???
Kembali berputar benakku
Ikuti bayangmu tetap disana
Menari,Menari
Masih menari dalam harapku...

Kau Mulai Menari (air mata)

Dan lagi ku guratkan lara ku pada kelam
Bebanku sendiri, mengitari arah
Hati, detak nadi dan masih saja
Belenggu, terbelenggu hari yang lelah
Bilakah akan bersuara??

Ragaku tetap begitu
Membisu pada setiap waktu
Lantas sudut mataku, setiap beban
sudahlah dunia mulai beranjak, terlupa
Aku Terabaikan........

Kau mulai menari disana
Gemulai sekali

Lalu perlahan semakin mengikis tepian itu
Semakin jauh,
Batinku mengerang, air mata
Lihatlah..........


Kau
Tak lebih sekedar air mata
Semestinya sadarkan aku,
Semestinya aku
Seharusnya kau


Sudahi ini, AIR MATA

Tetaplah Bermain Awan

Tidak denganku
Kau lihat, tetaplah bermain awan
Berlari sejauh kau ingin pergi
Lalu aku ??
Tinggalkan sajalah, dunia masih begitu. . . .

Lalu kau bertanya, bagaimana denganku?
Tersenyumlah, mungkin takdir memberi arah
Mungkin mimpi kelak tersenyum
Memberimu arti, mungkin juga tawa. . .

Meski kau memaksa
Meski aku kecewakan jalanku
Berhenti mencaci sendiri
Buka mata itu, kedua matamu
Berlarilah. . . .

Berharap saja dunia denganku
Menemani apa yang tertinggal
Merajang apa yang harus terulang
Aku berjanji, aku kan beranjak dari ini. . .


Tetaplah bermain awan. . .

Jumat, 15 November 2013

Welcome

Selamat datang,,

Rencananya blog ini cuma saya isi puisi-puisi aja !!
Semoga ada waktu..